Maulid Nabi Dan Polemiknya

Posted by Admin On May - 7 - 2009

Entah mengapa masih ada sebagian yg begitu alergi dengan perayaan Maulid Nabi, karena mereka menganggap bahwa hal tersebut adalah bid'ah dan mereka mengambil satu-satunya dalil bahwa semua bid'ah adalah sesat dan dinerakalah tempatnya, walaupun banyak ulama' ahlussunnah yg menerangkan ada bid'ah hasanah dan ada bid'ah dholalah tetapi mereka tetap tidak mau menerimanya, intinya antara ulama yg membagi bid'ah menjadi dua hasanah dan dholalah memahami hadits "semua bid'ah adalah sesat" dengan methode Al-ammul mahsus, yaitu dalil umum tetapi ada yg dikecualikan, dan begitu banyak dalil serupa dalam al-qur'an dah hadits. ...

Kumpulan Dokumentasi Infomajelis.co.cc

Posted by Admin On May - 7 - 2009

Inilah kumpulan dokumentasi yang berhasil dikumpulkan oleh Tim Infomajelis.co.cc. Foto - foto ini ada yang diambil langsung oleh Tim dan ada juga di dapat dari email dan dirangkum dalam datu kesatuan. Semoga kumpulan foto-foto ini bisa berguna untuk mereka yang memang memerlukannya untuk tambahan koleksi foto mereka. ...

E-Book Islami GRATISAN

Posted by Admin On May - 7 - 2009

Tersedia bermacam-macam E-Book Islami disini. Kami menyediakan kumpulan E-Book tersebut dalam rangka untuk menyebarluaskan syiar dan demi terciptanya semangat membaca bagi semua kalangan terutama kalangan Muda, agar selalu menyempatkan diri untuk membaca tanpa harus dipusingkan oleh masalah biaya. Dapatkan E-Book islami di sini dengan cuma-cuma. GRATIS..TIS..TIS . ...

Terima Kasih kepada para Donatur yang selalu memberikan dana untuk kelangsungan Info-Majelis, Semua pendanaan akan digunakan dengan sewajarnya dan dengan seperlunya dan untuk pembiayaan blog ini. Terima kasih pula tertuju untuk para "clickers" yang selalu memperhatikan blog ini, semoga tercapai segala cita dan harapan kita bersama.
Ingin ikut berpartisipasi membiayai blog ini dan menjadi "clickers"..? Silahkan klik salah satu program dibawah ini. Karena cukup hanya dengan cara tersebut, secara tidak langsung anda ikut membiayai blog ini. Semua program dibawah ini adalah program GRATIS yang dapat anda ikuti
Bagjadotkom
adsense
zidu
Join FileFactory Today!
Adsense

Siapa dan Bagaimanakah "GURU" kita...?

Diposkan oleh Admin On 2:53 PM 2 komentar

Ketika seseorang ingin memutuskan untuk menjadikan seseorang itu sebagai "GURU" maka sangatlah penting untuk terlebih dahulu mengenal sosok serta kepribadian dari orang yang akan dijadikan guru tersebut. Karena harus diketahui juga bahwa mengenal sosok guru itu menjadi bagian didalam menuntut ilmu, apakah uraian ilmu yang terlantun dari bibir guru tersebut dapat dipertanggungjawabkan...? maka dengan mengenal sosok sang guru maka semua itu akan terjawab. Menurut Guru saya Al-Ust. Saldian Musa (murid dari Mu'allim Syafii Hadzami, Mu'allim Kamal Yusuf, Al-habib Umar Assaegaff dan aktif juga hadir di Islamic Center Kwitang sejak kecilnya) Berkata Guru saya "Kalo ente mo berguru liat dulu dengan siapa orang tersebut belajar? bagaimana secara sanadnya..?"

Maka berdasarkan keterangan diatas, dan untuk selalu mengingatkan kita akan sosok salah satu guru kita Al-Habib Munzir Al-Musawa, berikut saya uraikan Biografi diri serta perjalanan beliau.


Biografi dari HABIB MUNZIR AL-MUSAWA yang dijelaskan oleh beliau.

“Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana, beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun, pada tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di Cipanas cianjur jawa barat.”
Nama saya Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, saya dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum’at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393H, setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, saya mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bhs.Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syariah Islamiyah di Ma'had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian saya meneruskan untuk lebih mendalami Syariah ke Ma'had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman, selama empat tahun, disana saya mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Quran, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
Saya kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah saya membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam orang, saya terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati pendengar sejuk, saya tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kpd Allah swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dg kehidupan yang Nabawiy, kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan
kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam. Kini majlis taklim saya yang dulu hanya dihadiri enam orang, sudah berjumlah sekitar tiga ribu hadirin, saya sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta pusat, saya juga sudah membuka majlis di seputar pulau jawa, yaitu:

jawa barat :
Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang.
Jawa tengah :
Slawi Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang,
Jawa timur :
Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo.
Bali :
Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem.
NTB
Mataram Ampenan
Luar Negeri :
Singapura, Johor, Kualalumpur.
namun kini kesemua kunjungan keluar jakarta telah saya cukupkan setahun sekali dengan perintah Guru saya.
Dan saya pun telah menjadi Narasumber di beberapa stasion TV swasta, yaitu di Indosiar untuk acara Embun Pagi tayangan 27 menit, di ANTV untuk acara Mutiara Pagi tayangan 27menit, RCTI, TPI, Trans TV dan La TV.

saya membina puluhan majelis di jakarta, yg kesemuanya mendapat giliran jadwal kunjungan sebulan sekali, selain Majelis Induk di Masjid Almunawar Pancoran jakarta selatan yg diadakan setiap senin malam dan setiap malam jumat di kediaman saya, maka padatlah jadwal saya setiap malamnya sebulan penuh, namun tuntutan dari wilayah wilayah baru terus mendesak saya, maka saya terus berusaha memberi kesempatan kunjungan walaupun dg keterbatasan waktu.
Email pribadi saya : munziralmusawa@yahoo.com
Demikianlah sekilas dari Biografi saya, untuk memperjelas gerakan dakwah yang saya jalankan, semoga limpahan rahmat Allah swt bagi mereka yang berminat menerima seruan seruan Kelembutan Allah swt, Amin Allahumma Amin.

Demikian Biografi ini saya buat,

Hormat Saya,

Khadim Majelis Rasulullah saw
(Munzir Almusawa)
silsilah/ nasab habib munzir :

Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin ALi Zainal Abidin bin Husein Dari Fathimah Azahra Putri Rasul saw.




Source : Milist Majelis Rasulullah - via:alamien
Selengkapnya...

Siapa dan Bagaimanakah "GURU" kita...?SocialTwist Tell-a-Friend

Pondok Pesantren

Diposkan oleh Admin On 12:15 PM 0 komentar

Pagi tadi setelah selesai saya menonton VCD Maulid, saya bermaksud untuk memutar saluran berita pagi. Namun saya terhenti pada saluran telivisi yang sedang membahas tentang adanya sebuah Pondok Pesantren “WARIA” yang ada di sebuah perkampungan. Dan sudah pasti semua santri-santri disana adalah murni waria, terkecuali para guru-guru pembimbingnya.

Dalam melakukan kegiatan untuk para santri – santri waria tersebut, para guru pembimbingpun menggunakan metoda yang cukup berbeda, diantaranya mereka duduk membuat lingkaran dan berpegangan sambil menyanyikan lagu kemesraannya Iwan Fals. Namun secara kesuluruhan adalah sama, karena saya melihat di TV Mereka juga diajarkan cara membaca Juz ‘Amma, dimana yang satu membaca dan yang lain menyimaknya. Dan mereka juga diajak sholat berjamaah dan tahlil dan berdoa bersama menyebut nama ALLAH meminta ampunanNya dan memohon kesembuhan akan penyakit kejiwaan mereka (kalau memang ini sebuah penyakit).

Ada yang membuat saya tersenyum ketika menonton tayangan tersebut. Karena ketika salah satu santri waria yang notabene adalah seorang lelaki ditanya presenter TV, bagaimana dia sholat…? Apakah yang dipakainya..? apakah dia memakai sarung seperti umumnya kaum lelaki sholat..? atau memakai Mukenah atau Rukuh seperti perempuan..? he…he…ada yang menjawab sarung dan ada juga yang memakai mukenah.

Sampai disitu acara tersebut saya saksikan, karena waktu sudah hampir siang dan menunjukkan pukul 08.15 WIB, dan sudah waktunya saya berangkat aktivitas. Namun jujur saja saya masih penasaran dengan tayangan TV tadi, apa sebenarnya misi dibalik didirikannya PON-PES WARIA itu..?.....

Akhirnya rasa penasaran tertuang di kotak Searching dan berakhir setelah menemukan pembahasan tentang masalah itu. Semoga Allah memberikan kepada para kaum waria tersebut Hidayah serta Taufik, dan semoga Allah selalu memberikan kita semua rahmat, dan diberikan kemampuan serta kekuatan untuk mempertahankan hidayah yang telah kita peroleh amiin Allahumma Amiin.. Bila teman-teman pun merasakan hal yaitu menjadi penasaran seperti saya, silahkan membacanya sampai dengan selesai.

Sumber : Ananto


Yogyakarta, CyberNews. Arief, melantunkan lirik lagu grup musik Serious dengan mengganti awalan rocker menjadi, 'Kami juga manusia, punya mata punya hati, jangan samakan dengan...,'' Sampai di situ dia berhenti, matanya menerawang seakan mengenang atau malah memikirkan masa depannya.

Kenapa dia harus begitu? Maklum, Arief adalah waria alias wanita pria yang merasa cocok menjadi perempuan. Sejak kecil dia sudah merasakan adanya kelainan dalam dirinya. Mau menjadi laki-laki jantan, macho, tak mampu. Dia cenderung menyukai kelembutan ala wanita. Puluhan tahun kemudian laki-laki asal Jawa Timur itu baru berani menunjukkan eksistensinya sebagai ''wanita'' dengan bersolek seperti perempuan.

Menjadi minoritas di negeri ini memang membuat dia kerepotan. Tak jarang sorot mata aneh bahkan cibiran menerpanya. Namun dia tak begitu menggubris, dia menyadari karena sebagian besar masyarakat belum bisa menerima kehadiran waria. Bahkan tak hanya dalam kehidupan sosial, dalam beragamapun diamerasakan pandangan ganjil dari umat ketika memasuki masjid.

''Saya dan teman-teman sering langsung mengenakan rukuh, menyusup masuk ke jamaah putri ketika sholat di masjid. Tapi kalau situasi tidak memungkinkan ada yang mau masuk ke jamaah laki-laki, mengenakan peci dan sarung,'' tutur dia yang sudah lama berada di Yogyakarta.

Berkali-kali dia mengalami situasi tidak mengenakkan ketika mau sholat dimasjid. Banyak orang menyingkirinya bahkan ada yang memintanya tidak ikut jamaah putri. Dia dan teman-temannya kadang-kadang terpaksa balik kanan, pulang dan bersembahyang bersama di rumah

Pondok Pesantren

Ketika tiba Ramadan, kaum waria sebenarnya juga ingin bersama umat lain menjalani ibadah di masjid. Tapi apa daya, pandangan negatif masih menyertainya. Beruntung ada salah seorang ustadz yang melihat kondisi
tersebut dan kemudian mendirikan Pondok Pesantren Khusus Waria di kampong Notoyudan, Yogyakarta.

''Di sinilah kami dimanusiakan, diuwongke. Kami belajar mengaji bersama, berbuka puasa bersama, tarawih, zikir, tahajud, sahur. Semua aktivitas kami lakukan bersama-sama,'' ungkap Arief.

Pondok pesantren di tengah kampung tersebut berada di rumah Maryani, yang juga salah seorang tokoh waria. Berdirinya pondok belum lama, baru bulan Juli 2008 lalu dengan dukungan Ustdaz KH Hamroeli Harun. Setiap sore Ustadz datang memberikan pelajaran membaca Alquran, mengaji dan aktivitas lain. Peserta tampak selalu serius mengikuti setiap kegiatan.

''Waria juga seperti umat yang lain, menjalankan rukun Islam agar dekat dengan Yang Kuasa. Namun pada kenyataannya masih banyak yang belum dapat menerimanya, karena itu kami menggagas agar ada tempat buat mereka mendekatkan diri dengan Allah SWT, di sinilah kemudian kami berkumpul,'' papar Maryani.

Kendati berada di ruangan sempit, hanya sekitar 3x4 meter persegi tapi itu lebih dari cukup buat mereka beribadah. Tempat tak jadi masalah bagi Maryani, Arief dan santri waria namun hati yang lebih penting. Setiap hari ada puluhan waria dari berbagai daerah datang untuk belajar mengaji. Pakaian saat mengaji juga sederhana saja, yang mengenakan sarung di barisan depan dan pemakai mukena, rukuh, di belakangnya. Lirih terdengar mereka mengumandangkan kebesaraan nama Allah. Selengkapnya...

Pondok PesantrenSocialTwist Tell-a-Friend

Kiat-kiat untuk Memperoleh Keturunan

Diposkan oleh Admin On 11:36 AM 0 komentar



Sebagai pasangan suami istri, maka sudah dapat di pastikan bahwasannya mereka sangat mendambakan akan hadirnya keturunan dari pernikahan mereka. Permasalahan seseorang mempunyai keturunan atau tidak maka itu semua adalah hak Allah swt dengan segala hikmah dan keadilan-Nya serta jauh dari berbuat zhalim terhadap hamba-hamba-Nya kecuali manusia lah yang menzhalimi diri mereka sendiri Firman Allah swt,”Dia (Allah) menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia (Allah) menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy Syuro : 50)

Sedemikian banyaknya pasangan ataupun keluarga yang belum mendapatkan keturunan meskipun bertahun telah mereka mengarungi bahtera pernikahan. Disinilah Allah menguji tingkatan kadar iman seseorang hamba dalam menghadapi ujian Allah Tuhan Sang Pencipta. Bagaimanakah akhir dari semua itu...SABAR ? MEMPERTEBAL IMAN DENGAN TETAP MENJALANI PERINTAH ALLAH ? ATAU MEREKA MENGELUH DAN LARI DARI PERINTAH ALLAH ?


Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang terjadi di alam ini, jika Dia berkehendak atas segala sesuatu maka itu akan terjadi dan jika Dia tidak berkehendak atas segala sesuatu maka itu tidak akan terjadi. Dia memberikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan menahan pemberian kepada siapa yang Dia kehendaki. Ketika Dia memberikan sesuatu maka tidak ada yang bisa menahannya dan jika Dia menahan sesuatu maka tidak ada yang bisa memberikannya.

Tidak disangsikan lagi adanya anak-anak adalah sebuah rezeki dan karunia Allah swt yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri untuk meneruskan nasab dan keturunannya. Tapi sayang, tidak jarang dari para orang tua yang menyia-nyiakan rezeki yang berharga ini sehingga justru membawa petakan bagi mereka, tidak cuma di dunia namun juga diakherat. Firman Allah swt,”Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?" (QS. An Nahl : 72)

Namun demikian bagi mereka yang belum mendapatkan keturunan tidak boleh berputus asa dan berprasangka buruk terhadap Allah swt. Mereka tetap dianjurkan untuk selalu berikhtiyar, baik melalui upaya-upaya medis atau dengan semakin mendekatkan dirinya kepada Allah swt melalui banyak berdoa dan beristighfar serta menyedikitkan kemaksiatan terhadap-Nya, sebagaimana firman-Nya,”Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, Nniscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh : 12)

Ayat ini memberikan petunjuk kepada setiap orang yang ingin mendapatkan banyak rezeki—termasuk anak-anak—dari Allah swt adalah dengan memperbanyak istighfar dan bertaubat dari segala kemaksiatan dan dosa. Dikarenakan dosa dan maksiat yang dilakukan akan bisa menghambat rezeki yang akan diturunkan Allah kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya seorang hamba ditahan dari mendapatkan rezeki dikarenakan dosa yang dibuatnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Selengkapnya...

Kiat-kiat untuk Memperoleh KeturunanSocialTwist Tell-a-Friend

Islam Dalam Dokumentasi